Senin, 19 Agustus 2013

Restorasi Gigi

- macam Restorasi Gigi
1.         Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.
Indikasi :
1.    Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2.    Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3.    Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4.    Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :
1.                       frekuensi karies tinggi
2.                       OH pasien jelek
Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit
1.    Preparasi Kavitas
·       membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lamaMacam
·       preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal
·       seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut kavitas dibuat membulat
·       tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal
·       dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan komposit
2.    Pembuatan Inlay
·       secara direct
·       secara indirect
3.    Insersi Inlay Komposit
4.    Teknik Sementasi
·       persiapan inlay
·       persiapan kavitas
·       aplikasi semen resin
5.    Penyelesaian dan Pemolesan

2.         Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1.    Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2.    Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3.    Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4.    Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Keterangan :
Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.
A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya melakukan akses.
C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.
D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan mudah pecah.
E, pandangan lingual dari molar kanan atas.
F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.
G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.
H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.
I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi emailcenderung hancur dan fraktur.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
Tahapan Preparasi Onlay:
Langkah-langkah preparasi onlay adalah:
·      Pemasangan isolator karet.
·      Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.
·      Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat.
·      Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
·      Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.
·      Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
·      Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

3.         Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan. Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1.      Gigi vital/ non vital
2.      Sudah tidak bisa ditambal lagi
3.      Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4.      Jaringan periodontal sehat
5.      Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6.      Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa palatal.
7.      Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri
8.      Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:
1.    Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2.    Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota  karena adanya periodontitis kronis
3.    Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
4.    Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
5.    Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota pasak
a.    Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital
b.    Pasak cor dan inti
c.    Pasak kawat wiptam dan inti cor
d.   Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton
e.    Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer
Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan mahkota.
Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c  permukaan buko lingual)
Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi yang sudah dirawat saluran akar:
A preparasi saluran akar
B preparasi permukaan akar
C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti
Tahapan Preparasi Pasak :
-       Pemilihan desain pasak
Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.
-       Preparasi pasak
Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan kebutuhan retensi inti.
Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.
-       Pengambilan gutta percha
Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.
Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.
-       Penyelesaian ruang pasak
Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam pembentukannya.
Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila sudah berkontak dengan pasak.
Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi
1.    Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.
2.    Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.
3.    Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan restorasi dengan retensi intraradikuler (pasak).
Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya
Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi restorasi mahkota.
1.    Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan patah akar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.
2.    Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota) tekanan yang diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.
3.    Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur. Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.
4.    Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.
Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak
Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena ukurannnya yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan panjang yang maksimum dan tepat.
1.    Endopost
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.
2.    Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.





Oleh Angga Nurunda Putra