BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Data Tokyo Medical and Dental University antara tahun 2003 dan 2005, dari 169 pasien dengan dibuatkan 184 removable partial dentures (gigi tiruan
sebagian lepasan). Gigi
tiruan sebagian lepasan terbuat dari basis akrilik atau kerangka logam CoCr. Terdapat 118
pasien (70%) yang
telah menggunakan gigi
tiruan sebagian lepasan. Dari 118 pasien, 42 (36%) menggunakan gigi tiruan
sebagian lepasan terbuat dari basis kerangka logam CoCr (Yoshida, 2011). Di Brazil hanya 8 dari 87 laboratorium yang
mempunyai fasilitas untuk membuat gigi
tiruan sebagian lepasan terbuat dari kerangka logam CoCr (Arcelino, 2012).
Salah
satu tahap pembuatan kerangka logam gigi tiruan adalah polishing. Polishing (pemulasan)
merupakan tahap
penyelesaian yang sangat penting dari kerangka logam gigi tiruan. Tujuan dari pemulasan adalah membuat gigi tiruan mengkilap
tanpa mengubah bentuk, dan semua goresan dan bagian yang tajam harus hilang
(Bassam dkk, 2008).
Pemulasan
kerangka logam gigi tiruan ada dua cara yaitu, Pemulasan secara
mekanik (mechanical polishing) dan pemulasan secara
elektrik (electro polishing) (Dubravka
dkk, 2003). Cara yang biasa digunakan di laboratorium adalah electro polishing. Kelebihan dari electro polishing adalah memudahkan pemulasan
gigi tiruan kerangka
logam agar di dapat permukaan
yang lebih halus, karena pemulasan tanpa
material tajam, sehingga tidak ada munculnya goresan baru, sedangkan kekurangan
dari electro polishing adalah
perlu pertimbangan yang benar, karena bila salah pengerjaannya,
berakibat kehilangan ketebalan massa lebih besar sehingga akan memperlemah retensi dan
stabilitas (Rodrigues, 2013).
Proses electro
polishing perlu pengerjaan dan prosedur yang benar, karena bila salah
pengerjaanya akan mengakibatkan kerangka logam tidak bisa dipakai, karena pada electro polishing terjadi proses
pengambilan sedikit mungkin pada permukaan gigi tiruan
kerangka logam yang dialiri arus listrik, (Dobrev dkk, 2006) jika kehilangan
ketebalan massa lebih besar, kerangka
logam menjadi tipis dan longgar yang akan memperlemah retensi dan stabilitas.
Maka ada suatu cara memulas kerangka
logam gigi tiruan secara mekanik agar tidak kehilangan
massa.
Pemulasan
kerangka logam gigi tiruan secara mekanik memerlukan beberapa alat-alat seperti grinding,
stone, diamond, rubber, brush, pasta polishing,
(Dubravka dkk, 2003).
Pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik dapat
digunakan pada logam Cobalt Chronium
dan Nickel Chronium. Menurut (Osvaldo dkk, 2004), bahwa
pemulasan kerangka
logam gigi tiruan dengan logam Cobalt Chronium dan Nickel
Chronium didapatkan hasil tidak ada kehilangan massa sedikit pun.
Karena proses pemulasan kerangka logam merupakan hal yang sangat
penting maka penulis ingin membahas tentang pemulasan kerangka logam gigi
tiruan secara mekanik, agar gigi tiruan tidak kehilangan retensi dan stabilitas
serta di dapatkan hasil yang memuaskan.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas timbul suatu permasalahan yaitu bagaimana cara pemulasan kerangka logam gigi tiruan
secara mekanik.
I.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan ini untuk mengetahui cara pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara
mekanik.
I.4.
Manfaat Penulisan
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kepada Dokter Gigi, Mahasiswa, dan Teknisi gigi
tentang cara pemulasan kerangka
logam gigi tiruan secara mekanik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Gigi Tiruan Lepasan
Gigi tiruan lepasan (removable
denture) adalah gigi tiruan yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh si
pemakai. Gigi tiruan lepasan dibagi menjadi 2 yaitu gigi tiruan lengkap lepasan (removable full denture) dan
gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture). Gigi tiruan
lengkap lepasan (removable full denture)
adalah gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang, serta dapat dilepas
dan dipasang oleh pemakainya, sedangkan gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi
tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi, tetapi tidak semua gigi serta
jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi yang sehat atau jaringan dibawahnya,
serta dapat dilepas dan dipasang oleh pemakainya (Deadwood, 2008).
Dibidang
kedokteran gigi, ada beberapa jenis bahan yang dipergunakan untuk pembuatan
gigi tiruan lepasan yaitu gigi tiruan lepasan resin akrilik dan gigi tiruan
kerangka logam (Mozartha, 2010).
II.2. Gigi Tiruan Kerangka Logam.
Gigi tiruan kerangka logam adalah satu jenis gigi tiruan
lepasan yang dibuat dari logam tuang, mempunyai komponen yang terdiri dari
basis, sadel, retainer langsung, retainer tidak langsung, konektor utama,
konektor tambahan terbuat dari logam tuang
beserta anasir gigi tiruan yang terbuat dari akrilik atau porselen.
Kelebihan gigi tiruan kerangka logam di banding gigi tiruan akrilik adalah
rigid, bisa dibuat setipis mungkin, tidak mudah patah, lebih nyaman dipakai
penderita, sedangkan kekurangannya lama pengerjaanya, lebih mahal, tidak bisa
dilakukan rebasing (Prabowo, 2008).
Menurut Gunadi (1995), gigi tiruan kerangka logam merupakan gigi tiruan yang
terbuat dari kerangka logam yang telah melalui proses malam dan pengecoran
logam diatas model duplikasi.
Bahan
utama dari basis gigi tiruan kerangka logam adalah logam campur (alloy). Karena low density, tahan terhadap
tarnish dan korosi dan modulus elastisitas tinggi, tidak
menyerap air, rigid, lebih higenis dan
nyaman bila dipakai (Renu dkk, 2010). Walaupun
pada prinsipnya sama, proses pembuatan gigi tiruan kerangka logam agak berbeda
dengan gigi tiruan resin akrilik. Untuk kerangka logam, model kerja dibutuhkan
sampai selesainya tahap survey dan block out. Dalam
peran berikutnya, peran
model kerja ini digantikan dengan model refraktori, karena model
refraktori diikutsertakan dalam proses pembuangan malam dan pengecoran logam
(Gunadi, 1995).
II.2.1.
Tahap Pembuatan Kerangka Logam Gigi Tiruan.
Menurut (Gunadi,
1995), Kerangka Logam Gigi Tiruan
memiliki beberapa tahap pembuatan yaitu:
1. Survey Survey adalah suatu prosedur untuk mengetahui letak kontur
terbesar gigi, serta mendapatkan atau mengilangkan atau menembus daerah undercut dari gigi dan jaringan pada
model kerja dengan alat surveyor.
2. Blockout Blockout
adalah tahap yang dilakukan untuk menghilangkan daerah undercut pada tahap ini dipergunakan spesial malam blok out atau carving block.
3. Duplikasi Duplikasi adalah proses duplikasi
dari model kerja yang ada menjadi model refraktori
yang dibuat dari bahan tanam tuang yang tahan terhadap pemanasan dengan suhu
tinggi. Bahan pembuat cetakannya berupa agar jenis revesible (revesible hidrokoloid).
Sedangkan bahan yang digunakan
sebagai model refaktori dibuat dengan jalan mengisi cetakan hidrokoloid dengan bahan tanam tuang (investment material).
4. Coating Coating adalah tahap pencelupan model
duplikasi ke dalam larutan malam
lebah (bees wax) atau
model hardener untuk mendapatkan permukaan model kerja yang halus
menutup pori pori dan tidak mudah menyerap air.
5. Wax
Up Wax Up adalah tahap pembuatan model malam kerangka logam dibuat
sesuai dengan gambar atau desain pada model duplikasi. Malam dipasang dibentuk
pada model duplikat, pola malam tidak dilepas dari model duplikat, malam yang
dipakai adalah malam siap pakai (wax
pattern plastic pattern).
6. Spruing
Tahap
spruing adalah tahap penancapan sprue pada crucible. Sprue adalah
saluran untuk mengalirkan logam cair dari crucible
ke rongga cetakan selama proses pengecoran.
7. Investing Investing
adalah tahap pengisian model duplikasi dengan bahan tanam dalam casting ring. Tujuan dilakukan investing untuk membentuk mould
yang akan dialiri
logam untuk menjadikan kerangka logam.
Pengisian dilakukan diatas vibrator
dan tetap digetarkan sampai bagian atas terbentuk gel.
8. Burn
Out Burn Out adalah
tahap pembuangan pola
malam yang telah ditanam, kemudian dipanaskan secara pelan-pelan dalam
tanur dengan temperature sampai 300˚C. Tahap ini dilakukan sampai semua bahan
malam yang membentuk pola, selesai menguap.
9. Casting
Casting
adalah
proses pengecoran atau
pelelehan logam yang kemudian dialirkan ke mould yang ada hingga terisi penuh.
10. Sandblasting Tahap Sandblasting ini adalah tahap membersihkan
bahan tanam yang masih melekat pada kerangka logam setelah proses penuangan
logam termasuk menghilangkan lapisan oksida sampai tuntas dengan cara
penyemburan pasir halus, terutama bagian yang menghadap gigi dan mukosa.
11. Finishing dan Polishing Finishing (penyelesaian) adalah proses
untuk menghasilkan bentuk akhir dan kontur dari restorasi, sedangkan Polishing
(pemulasan) adalah rangkaian
prosedur yang berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan
goresan-goresan yang terjadi dari proses pekerjaan
sebelumnya hingga permukaan tersebut mengkilap. Tahap finishing
dan polishing adalah tahap
penyelesaian dari kerangka logam. Di awali
dengan pemotongan sprue pada
bagian yang sedekat mungkin pada rangka dengan memakai cut disk. Dengan unmounted stone dihilangkan kelebihan bekas sprue juga bagian rangka yang
kelebihan pada saat waxing. Claps
dan rangkaian gigi tiruan disempurnakan bentuknya dengan mounted stone.
12. Electropolishing Electropolishing
adalah proses
elektro kimia yang
menghilangkan sebagian partikel logam, tahap pencelupan bagian kerangka
logam kedalam rendaman elektrolit.
II.3.
Pemulasan Kerangka Logam Gigi Tiruan Pemulasan kerangka logam
gigi tiruan adalah proses menghilangkan sebagian partikel logam dengan cara
menggerinda untuk mengurangi atau menghilangkan goresan-goresan pada permukaan
logam yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya yang dapat mempengaruhi
fungsi dan penampilan.
Pemulasan secara mekanik meliputi gerinda, dan proses mengilapkan
untuk meningkatkan fungsional serta estetik (Park, 2014). Pemulasan
kerangka logam gigi tiruan secara
mekanik memerlukan beberapa alat-alat
seperti grinding, stone, diamond, rubber,
brush, pasta polishing (Dubravka,
2003). Tujuan utama pemulasan kerangka logam secara mekanik
adalah untuk
mengurangi atau menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari proses
pekerjaan sebelumnya pada
permukaan logam. Pemulasan
kerangka
logam gigi tiruan secara mekanik dapat digunakan pada logam Cobalt Chronium dan Nickel Chronium. Menurut (Osvaldo dkk, 2004), bahwa pemulasan kerangka logam gigi
tiruan dengan logam Cobalt Chronium dan Nickel Chronium didapatkan hasil tidak ada kehilangan massa sedikit pun. Manfaat utama pemulasan
kerangka logam gigi tiruan secara mekanik adalah untuk
menghaluskan, mengkilatkan, serta
mencerahkan permukaan logam,
sehingga menambah ketahanan
kerangka logam dan
membuat proses pembersihan menjadi mudah dalam waktu yang relative
singkat (Park, 2014).
II.4.
Pemulasan Secara Mekanik Kerangka Logam Gigi Tiruan
Menurut (Rodrigues, 2013 dan Carr, 2011) tahap pemulasan
secara mekanik kerangka logam gigi tiruan sebagai berikut,
II.4.1.
Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat
: Grinding Motor, Ultrasonic Cleaner, Stone, Rubber, Carborundum Disk, Ceramic Carborundum.
(Gambar II.1)
Bahan : Polyethylene Glycol dan Pasta Polishing
(Gambar II.2)

Gambar
II.1. Alat yang digunakan : a. Grinding
Motor, b. Ultrasonic
Cleaner, c. Stone,
d.
Rubber, e.
Carborundum disk, f. Ceramic Carborundum, (TOC Laboratory Catalogue,
2014).

Gambar II.2. Bahan yang digunakan : a. Polyethylene Glycol, b. Pasta Polishing, (TOC Laboratory
Catalogue, 2014).
II.4.2.
Prosedur Pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik
a)
Sisa
bahan tanam yang
melekat pada hasil casting kerangka
logam dibersihkan dengan alat sandblasting dengan menggunakan Aluminium
Oxide 250µm dengan
tekanan 2-3 bars (Gambar II.3).
b)
Setelah
dilakukan sandblast, sprue dan ventilasi pada kerangka logam
dipotong dengan carborundum disk, (T-Separating
discs).
Pemotongan dilakukan pada
bagian yang sedekat
mungkin dengan rangka logam (Gambar II.4).
c)
Bagian
kerangka logam yang tajam pada permukaan dihilangkan dengan stone, (abrasive stone)
(Gambar II.5).
d)
Selanjutnya
permukaan kerangka logam yang kasar dihaluskan dengan
ceramic bonded carborundum (warna cokelat dan merah muda (Gambar
II.6).
e)
Setelah
permukaan kerangka logam halus, kerangka logam dipulas
dengan rubber, (warna cokelat, atau hijau) (Gambar II.7).
f)
Kemudian
untuk menghilangkan guratan pada kerangka logam digunakan brush
dengan menggunakan bahan polyethylene
glycol sedangkan untuk
menghasilkan permukaan yang berkilau pada kerangka
logam digunakan softbrush dengan
bahan polishing (Gambar
II.8).
g)
Setelah
permukaan kerangka logam berkilau, sisa residu pada kerangka logam dibersihkan dengan ultrasonic cleaner.
h)
Selanjutnya
kerangka logam siap dicoba pada model (Gambar II.9).


Gambar
II.3. Hasil casting kerangka Gambar
II.4. Pemotongan sprue logam dilakukan sandblast
(Carr, 2011). Kerangka logam dengan
memakai carborundum disk (Renvert, 2008).


Gambar
II.5. Menghilangkan bagian yang Gambar
II.6. Bagian kerangka logam tajam pada kerangka
logam dengan yang kasar dihaluskan
dengan
menggunakan
abrasive stone (Renvert, menggunakan ceramic carborundum
2008). (Renvert,
2008).


Gambar II.7. Kerangka logam dihaluskan
Gambar II.8. Kerangka logam
dipulas
dengan rubber
(Renvert,
2008). dengan
softbrush
(Renvert, 2008).

Gambar II.9. Kerangka logam selesai di pulas (Mozartha,
2010).
BAB III
PEMBAHASAN
Gigi
tiruan kerangka logam adalah satu jenis gigi tiruan lepasan yang dibuat dari
logam tuang, mempunyai komponen yang terdiri dari basis, sadel, retainer
langsung, retainer tidak langsung, konektor utama, konektor tambahan. Konektor
tambahan terbuat dari logam tuang beserta anasir gigi tiruan yang terbuat dari
akrilik atau porselen (Prabowo, 2008). Menurut (Renu dkk, 2010) bahwa kerangka
logam gigi tiruan lebih menguntungkan dari pada
gigi tiruan akrilik. Karena kerangka logam mempunyai struktur lebih
kuat, tahan terhadap
tarnish dan korosi, modulus
elastisitas tinggi, tidak menyerap air, rigid, bisa dibuat tipis,
memiliki conector yang kecil dan pada
rahang bawah lingual barnya kecil
sehingga lebih higenis. Jadi, penggunaannya
bisa lebih tahan lama dan penderita lebih nyaman memakainya. Salah
satu tahap pembuatan kerangka logam gigi tiruan adalah polishing. Polishing (pemulasan)
merupakan tahap penyelesaian yang sangat penting dari kerangka logam gigi
tiruan. Pemulasan kerangka logam gigi tiruan ada dua cara yaitu, Pemulasan secara
mekanik (mechanical polishing) dan pemulasan secara
elektrik (electro polishing) (Dubravka
dkk, 2003). Pemulasan kerangka logam gigi tiruan
adalah proses menghilangkan sebagian
partikel logam dengan cara menggerinda
untuk mengurangi atau menghilangkan goresan-goresan pada permukaan logam yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya yang dapat mempengaruhi
fungsi dan penampilan (Park, 2014).
Pemulasan
mekanik meliputi
gerinda, dan proses mengilapkan untuk meningkatkan fungsional serta estetik (Park, 2014). Pemulasan
secara mekanik kerangka logam gigi tiruan dimulai
dengan melakukan sandblasting dengan
menggunakan Al2O3 (Aluminium
Oxide 250µm) dengan
tekanan 2-3 bars untuk membersikan sisa bahan tanam yang masih menempel pada
hasil kerangka logam. Setelah kerangka logam bersih dari sisa sisa bahan tanam,
dilakukan pemotongan sprue dan bekas ventilasi dengan menggunakan carborundum disk, (T-Separating
discs). Pemotongan
sprue
dilakukan pada bagian
yang sedekat mungkin
pada rangka logam supaya bentuk
kerangka logam kembali seperti sebelum dipasang sprue. Untuk menghaluskan bekas sprue,
permukaan yang tajam dan kasar pada kerangka logam, akibat bekas pemotongan sprue, dengan menggunakan stone, (abrasive stone) yang
dipasang pada grinding motor. Dilanjutkan
dengan menggunakan ceramic carborundum, (warna
cokelat dan merah muda). Selanjutnya kerangka logam dikembalikan pada model kerja, tahapan
ini dipasangkan dengan hati-hati supaya kerangka logam tidak menggores model
kerja. Semua logam yang menghalangi arah
pemasangan dihaluskan menggunakan stone,
(abrasive stone). Rangka logam gigi tiruan
yang baik harus dapat dipasang sesuai pada model. Setelah disesuaikan pada
model, tahap akhir dari pemulasan kerangka logam gigi
tiruan adalah penyelesaian dengan memakai rubber,
(warna cokelat, atau
hijau). Pada waktu menghaluskan dengan rubber, tidak boleh menimbulkan panas
yang tinggi pada permukaan, hal ini akan menyebabkan distorsi. Setelah halus menggunakan softbrush wheels dengan bahan polyethylene glycol, bahan ini berguna untuk menghilangkan guratan yang disebabkan penggunaan rubber. Setelah
halus dikilapkan dengan menggunakan softbrush
wheels dengan bahan poles pasta
polishing. Setelah hasil kerangka
logam gigi tiruan berkilauan, sisa residu pada kerangka logam siap dibersihkan
dengan ultrasonic cleaner. Setelah selesai dipulas tahap yang terakhir yaitu
mengembalikan kerangka logam gigi tiruan lepas pada model, dan hasil kerangka
logam diperiksa apakah tidak terjadi distorsi
selama prosedur pemolesan (Rodrigues, 2013 dan Carr, 2011).
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Prosedur
pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik di awali dengan
pemotongan sprue dengan menggunakan
carborundum disk, menghaluskan
kerangka logam dengan abrasive stone dan ceramic carborundum,
dilanjutkan mengkilapkan kerangka logam dengan menggunakan rubber dan softbrush.
IV.2. Saran
Pemulasan
gigi tiruan kerangka logam secara mekanik harus
berhati-hati, dan tidak menimbulkan panas supaya tidak
terjadi distorsi pada kerangka logam.
DAFTAR PUSTAKA
Arcelino
F.N, Renata S.G.S, Alexandre C.D, André U.D.B, dan Adriana F.P.C. 2012, Ethics in the provision of removable partial
dentures, Braz J Oral Sci, vol.11, no.1, pp.19-24.
Bassam A.
2008, Effect of
Different Dental Materials
on the Surface
Roughness of Acrylic Resin, MDJ, vol.5, no.3,
pp.281-285.
Bortun, C.M, Brandusa G, Nicolae G, Lavinia A, dan Laura C. R. 2012. Surface Characterization of Some CoCrMo
Alloys Used in RPD Technology. REV. CHIM. (Bucharest), vol.63, no.9, pp.907-910.
Carr
A.B. 2011, McCracken’s Removable Partial Prosthodontics, 12th ed,
Elsevier, Mosby, pp.264-268.
Collins S. 2013, General Laboratory Products, TOC Laboratory
Catalogue,
England, pp.8-14.
Deadwood D. 2008, Denture Types, Retrienved Juli 9, 2014. From: http://www.deadwooddental.com/partial.html diakses 4:45 PM.
Dobrev
T. 2006, Electro-Chemical
Polishing a Technique For Surface Improvements After Laser Milling, Tesis, Cardiff University, Cardiff.
Dubravka K.Z. 2003, Laboratory Fabrication
Procedures of a Metal Partial Denture
Framework, Acta Stomat Croat, vol.37, pp.95-98.
Fahad A. 2012, Bond
Strength of Poly (methyl methacrylate) Denture Base to cast Titanium and Cobalt-Chromium
Frameworks of Different Designs,
Life Science Journal, pp.611-616.
Gunadi A.H. dkk.1995, Ilmu Geligi
Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II, Hipokrates, Jakarta, pp. 373-393.
Kim D, Park C, Yi Y, dan Cho L. 2004,
Comparison of Cast Ti-Ni Alloy Claps
Retention With Conventional Removable Partial Denture Claps, J Prosthet Dent, vol.91,no.4, pp. 374-382.
Kivovics P. 2014, Odontotechnology,
Retrienved September 13, 2014. From: http://www.begovirtualacademy.com/odontotechnology.
html diakses 2:18 PM.
Mozartha M. 2010, Macam Gigi Tiruan, Retrienved
Juli 9, 2014. From: http://www.klikdokter.com/gigimulutl.html diakses 4:49 PM.
No Name. 2014,Cast Partial Denture, Retrienved September 13, 2014.
From: http://www.authorstream.com/castpartialdenturepresent.
.html diakses 2:21 PM.
Osvaldo B.L, Hamilton P, Osvaldo Z,
dan Taˆnia B.C.S. 2004, Effect of Casting
Technique on Surface
Roughness and Consequent Mass Loss
After Polishing Of NiCr and CoCr Base Metal Alloys A
Comparative Study With Titanium,
J Prosthet Dent, pp.274-277.
Park H. 2014, Electropolishing Versus
Mechanical Polishing, Retrienved Juli 9, 2014. From: http://Delstar.com//ElectropolishingvsMecha nicalPolishing_DelstarMetalFinishingInc.html diakses 4:37 PM.
Prabowo T. 2008, Desain Cangkolan Pada
Gigi Tiruan Kerangka Logam Dalam Usaha
Mendapatkan Retensi Gigi Tiruan, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Renu T. 2010, Denture
Base Materials From Past to Future, Indian Journal
of Dental Sciences, vol.2, no.2, pp.33-39.
Renvert. 2008, Model Casting Technique Analysis, Planing and Manufacture, Dental Technology Team, Germany, pp.30-34.
Reza
F. 2012, Evaluation of Physical
Properties and Casting Accuracy of Chrome-cobalt
Alloys with Different Casting Systems and Investments,
Journal of Physical Science, vol. 23, no.2, pp.91–102.
Rodrigues,
J.S. 2013, Polishing of Cast Metal
Denture Frameworks An Alternative
Technique, Journal of Nepal Dental
Associstion, vol.13, no.1, pp.112-113.
The Academy of
Prosthodontics. 2005, Glossary of
Prosthodontic Terms, J Prosthet
Dent, vol.94, no.1, pp.38-40.
Yoshida E, Kenji F dan
Yoshimasa I. 2011, A follow-up study on removable
partial dentures in undergraduate program: Part I. Participants and denture use by telephone survey, J Med Dent, vol.58, pp.61-67.
Angga Nurunda Putra
Universitas Airlangga Surabaya
Juny-2015
Juny-2015