Jumat, 11 November 2016

metodologi_Penelitian



PERBANDINGAN RETENSI PADA
DENTURE BERMAGNET DAN DENTURE TAK BERMAGNET

OLEH
ANGGA NURUNDA PUTRA
021210113033

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012 -2013




KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah metodelogi penelitian.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Surabaya, Desember 2013

Tim Penyusun




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Terdapat berbagai macam kendala dalam pemasangan prothesa gigi tiruan. Memasang prothesa gigi tiruan mungkin terkendala oleh adanya kecacatan rahang, maloklusi ataupun adanya resobsi linggir alveolaris atau sulkus vestibulum yang terlalu rendah  Dalam kasus resobsi linggir alveolaris atau sulkus vestibulum terlalu rendah, tidak ada perlekatan dengan mukosa dan otot,  sehingga gigi tiruan memiliki retensi dan stabilitas yang buruk.
Sebuah gigi tiruan yang baik akanmempunyai retensi yang baik bila dihasilkan dari cetakan yang baik. Tetapi bentuk dan ukuran lingir mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan lengkap. Dengan adanya perubahan-perubahan yang radikal pada lengkung mandibula yang tidak bergigi akibat resorbsi maka teknik pencetakan yang biasa dilakukan pada pembuatan gigi tiruan lengkap tidak akan menghasilkan suatu hasil yangdiharapkan. Ini merupakan suatu kesulitan tersendiri dimana pada lingir rahang bawah yang datar harus dengan suatu teknik pencetakan yang khusus untuk memperoleh hasil yang terbaik   
Dalam upaya meningkatkan retensi GTL dewasa ini   terdapat wacana digunakannya overdenture dengan kaitan magnet. Overdenture adalah gigi tiruan lengkap atau sebagian yang didukung oleh mucoperiosteum dan beberapa gigi atau akar gigi asli yang telah mengalami perawatan endodontic. Teknik penggunaan kaitan magnet sangat sederhana, tidak menambah ukurannya yang sudahdidesain sesuai besar gigi penyangga yang digunakan. Terdiri dari dua bagian yaitu keeper yang ditanamkan pada permukaan akar gigi yang telah dipreparasi dan magnet yang ditanam pada basis gigi tiruan bagian fitting surface.


Walaupun wacana penggunaan denture bermagnet telah berkembang, uji retensi antara denture bermagnet dan tidak bermagnet masih jarang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

1.       Bagaimanakah perbandingan  retensi denture bermagnet dan tak bermagnet ?


1.3 Tujuan Penelitian

 tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Menganalisa retensi denture bermagnet dan tak bermagnet pada GTL


1.4 Manfaat Penelitian
.      Menganalisa retensi denture bermagnet dan tak bermagnet pada GTL














BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi Tiruan Lengkap

Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang dimaksudkan untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa memperoleh dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut dibawahnya.
Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari logam atau campuran logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Selain itu harus dapat juga memperbaiki ketepatan dan kestabilan dimensi dari protesa gigi lengkap. (Kenneth, 2003)
Gigi tiruan lepasan dibuat untuk mereka yang memerlukan gigi pengganti gigi yang hilang/ompong sebagian maupun seluruh gigi dalam mulut. Bahan pembuat gigi dapat dari Valplast yaitu bahan yang lentur dan kuat untuk estetika, dari bahan metal untuk gigi rahang bawah yang ditujukan untuk kekuatan fungsi kunyah dan yang ekonomis yaitu dari bahan akrilik. Pembuatan gigi palsu lepasan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien sehingga memberikan solusi yang optimal.
Didalam kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi :
• Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture
• Gigi tiruan cekat/Fixed denture
• Gigi tiruan lengkap/Full denture




2.2 Penyulit Pembuatan GTL

Bebearapa kesulitan Pembuatan GTL

RETENSI
Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu gigitiruan terhadap daya lepas padasaat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Pemeriksaan retensi dilakukan dengan memasangkangigi tiruan kuat-kuat dalam mulut dan mencoba melepaskannya dengan gaya tegak lurusterhadap bidang oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan terhadap gayagaya tersebut, berarti gigitiruanmempunyai retensi yang cukup (Boucher,1982). Gaya-gaya fisik yang berhubungan dengan retensiGTL adalah

Tekanan Permukaan
Tekanan permukaan meliputi adhesi antara saliva dan gigi tiruan serta mukosa (Boucher,1982). b.

Gaya-gaya dalam Cairan
Gaya-gaya ddalam cairan, seperti tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi di dalam cairansaliva, dan viskositas saliva, semua mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan denganketepatan kontak basis terhadap jaringan. Jadi, gaya retensi antara kedua lempeng berbandinglangsung dengan luas lempeng, viskositas, dan tegangan permukaan cairan, serta berbandingterbalik dengan pangkat dua dari jarak antara kedua lempeng tersebut (Boucher,1982).c.

Tekanan Atmosfer
Tekanan atmosfer menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi tiruan asalkan ada pengap periferyang utuh. Roydhouse (1960)   berpendapat  bahwa  retensi  terutama  berhubungan dengan aliran cairan, dan berkurang dengan adanya factor-faktor yang membantu aliran tersebut.Retensi terutama dipengaruhi oleh tiga factor dalam desain gigi tiruan, yaitu

1.Ketepatan kontak antar basis gigi tiruan dan mukosa mulut
2.Perluasan basis gigi tiruan
3.Pengap perifer ( peripheral seal )



Penyusunan Gigi
 Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah,gigi posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya.

Dengan syarat utama :
- Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi1. 
Inklinasi mesio-distal2. 
Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongantanggul gigitan.
Bila terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampakompong.


 Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang.- Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lamaompong sering sudah terjadi rresopsi .Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan,fungsi bicara dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunangigi:
a. Inklinasi atau posisi setiap gigi
b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.






Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :
 #oklusi sentries
#oklusi protusiv
#sisi kerja
#sisi yang mengimbangid.

 Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal. 
# bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan jenis kelamin.
# Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.
# Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan dipakaikelihatan wajar.
# Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita tentukan. Dimensivertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil pasien

2.3 GTL Bermagnit

Gigi tiruan lepasan bertmagnit adalah Gigi tiruan lepasan yang memanfaatkan energi magnetik untuk meningkatkan retensi gigi palsu ketika hanya beberapa akar gigi ada. Sebuah magnet dan mount yang tertanam dalam gigitiruan dan gingiva . Hal ini sangat efektif untuk gigitiruan penuh lebih rendah , yang tidak memiliki apa-apa untuk menekan sebaliknya
Salah satu indikasi untuk mengganti gigi tiruan sebagian dengan suatu overdenture adalah adanya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh pemakaian gigi tiruan. Landasan gigi tiruan yang terlalu panjang, pendek dan yang adaptasinya tidak baik menghasilkan pengumpulan beban di daerah-daerah tertentu pada linggir alveolar dan mukosa. Hal ini menimbulkan tekanan dan friksi yang berulang pada suatu tempat, hiperplasi inflamasi atau inflamasi menyeluruh  12pada mukosa. Penampilan yang sama dapat juga disebabkan oleh oklusi yang tidak tepat atau akibat toksin kimia akibat akumulasi plak pada bagian anatomis gigi tiruan. Mukosa mulut dapat dipelihara dengan memperbaiki tepi landasan dan relining sementara gigi tiruan. Relining menghilangkan iritasi mekanis dan kimia untuk waktu tertentu. Perbaikan oklusi yang mungkin melibatkan pembuatan hubungan maksila-mandibula yang baru akan mendukung tindakan ini. Seringkali hal ini dapat memperbaiki keadaan neuromuskular terutama ketika perbaikan dimensi vertikal yang terlalu rendah dilakukan pada saat bersamaan.


KAITAN-KAITAN RETENTIF

PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN
Kaitan retentif untuk overdentureterdiri dari dua bagian yang terpisah, bagian male dan female. Mayoritas disebut kaitan tersembunyi bagian male dilekatkan ke gigi penyangga sebagai unsur primer sementara bagian female tertanam pada landasan gigi tiruan sebagai unsur sekunder. Kebanyakan kaitan tersembunyi dibuat pabrik. Kaitan ini lebih murah dari kaitan yang dibuat oleh tekniker gigi seperti milled bar dan teleskop. Lagipula unsur sekundernya lebih mudah diaktivasi dan penggantiannya tidak mahal.

FUNGSI-FUNGSI
Pada dasarnya kaitan overdenture yang tersembunyi mempunyai fungsi yang sama sebagai cangkolan pada gigi tiruan sebagian, yaitu:
• Menahan protesa terhadap gaya-gaya yang cenderung melepaskannya.
• Memberi dukungan periodontal untuk protesa.
• Menyalurkan daya otot-otot pengunyahan dari protesa ke periodonsium sedekat mungkin dengan jurusan aksial.
• Mendistribusikan gaya-gaya memotong.
• Menstabilkan atau menngikat gigi penyangga.

MEKANISME RETENTIF
Fungsi utama kaitan retentif adalah untuk menahan gigi tiruan pada tempatnya terhadap gaya pelepasan. Ini dapat dicapai oleh gesekan anatara komponen male dan female atau oleh retensi aktif yang diberikan oleh pegas yang dipaskan ke dalam lekukan. Gaya retentif dari elemen penjangkar paling sedikit harus 400 gr untuk memastikan retensi yang cukup untuk gigi tiruan. Akan tetapi tidak boleh melebihi 1000 gr karena daya tensile yang berlebihan pada gigi penyangga dapat merusak jaringan periodontium. Makin banyak jumlah kaitan yang diikutsertakan dalam disain, makin rendah retentif dari setiap elemen.
Jenis khusus dari kaitan tersembunyi yang bukan disain male-female adalah penjangkar magnetik. Sistem magnetik terdiri dari magnet cobalt-samarium yang dipasang ke dalam landasan gigi tiruan dan dowel koping yang bermagnet atau plat penahan dari logam paladium-kobalt-nikel. Gaya retentif magnetik adalah antara 150 dan 400 gram, permanen dan konstan. Perlekatan magnet adalah elmen retentif yang tidak kaku dan oleh karena itu sangat sedikit menyalurkan gaya menggesek ke akar. Pada saat ini perlekatan magnet tidak dapat direkomendasikan secara umum karena daya tahan terhadap korosi yang renda



















BAB 3
KONSEPTUAL MAPPING


Faktor Yang Mempengaruhi Retensi Denture
Tekanan Permukaan          
Tekanan Atmosfer             
Gaya-g aya dalam Cairan 

Unsur Unsur Pada Denture Bernagnet
Text Box: JENIS DENTUREKaitan  kaitan retenstif
Mekanisme retentif







 
                                                                                                     

Faktor yang mempersulit pembuatan denture
                                                Retensi
                                                Penyusunan Gigi


Hipotesis
            Adanya pengaruh retensi dalam denture bermagnet dan tak bermagnet




BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen
Langkah-langkah penelitian yaitu:
1)      perumusan masalah
2)      pemasangan suatu model denture tak bermagnet pada pasien
3)      memberikan kuisioner pada pasien tentang denture tak bermagnet
4)      pelapasan denture tak bermagnet pada pasien selama beberapa waktu
5)      pemasangan suatu model denture bermagnet pada pasien
6)      memberikan kuisioner pada pasien tentang denture bermagnet

3.2 Populasi dan Sample
Populasi populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Airlangga Surabaya

Sample
Pasien yang menggunakan denture tak bermagnet, dan bersedia menjadi sample penelitian
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Variabel Variabel bebas :  jenis denture. Variabel tak bebas : retensi
Definisi Operasional
Denture
Kemampuan responden untuk menjawab dengan benar pada kuesioner tentang denture
Skala : rasio
Dalam deskriptif hasil penelitian tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi :
sangatbaik       6< baik                 3 - 5 kurang baik     0 - 2

RETENSI
Kemampuan responden untuk menjawab dengan benar pada kuesioner tentang retensi
Skala : rasio
Dalam deskriptif hasil penelitian tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi :

hasil penelitian tingkatpengetahuan responden dikelompokan menjadi sangatbaik       10 < baik                 5 - 9 kurang baik     0 – 4

3.4 Teknik Pengumpulan Data
                  a.       Teknik Observasi Langsung
Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung adalah pengamatan langsung terhadap objek maupun subjek penelitian untuk mendapatkan data. Dengan cara pengamatan langsung peneliti dapat mencatat segala sesuatu kejadian yang sedang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari pengamatan langsung peneliti dapat memperoleh data dari subjek, baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yangtidak mau berkomunikasi secara verbal.

b.      Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipewawancara (peneliti) dan responden, menggunakan alat yangdinamakan panduan wawancara.

c.       Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ialah cara peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang berupa gambar, foto dan lampiran dari responden yang mendukung penelitian.


d.Alat Pengumpulan Data
a.       Lembar Observasi
Lembar observasi adalah pernyataan yang sesuai
b.      Lembar Wawancara
c.       Dokumentasi

3.5 Pengolahan dan Analisa Data 
Editing
memeriksa kelengkapan dan hasil pemeriksaan

Skoring nilai skor diperoleh dari jumlah skor masing masing pertanyaan dalam kuisioner
Teknik Analisis Data
a.       Pengumpulan data
b.      Reduksi data
c.       Penyajian data
d.      Penarikan kesimpulan