PERBANDINGAN RETENSI
PADA
DENTURE BERMAGNET DAN
DENTURE TAK BERMAGNET

OLEH
ANGGA NURUNDA PUTRA
021210113033
FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012 -2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah metodelogi
penelitian.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh
hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Surabaya,
Desember 2013
Tim
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terdapat berbagai macam
kendala dalam pemasangan prothesa gigi tiruan. Memasang prothesa gigi tiruan mungkin terkendala oleh adanya kecacatan
rahang, maloklusi ataupun adanya resobsi linggir alveolaris atau sulkus vestibulum yang terlalu
rendah Dalam kasus resobsi linggir alveolaris atau sulkus vestibulum
terlalu rendah, tidak ada perlekatan dengan mukosa dan
otot, sehingga gigi tiruan memiliki retensi dan stabilitas yang buruk.
Sebuah gigi tiruan yang baik akanmempunyai retensi yang
baik bila dihasilkan dari cetakan yang baik. Tetapi bentuk dan ukuran
lingir mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan lengkap. Dengan
adanya perubahan-perubahan yang radikal pada
lengkung mandibula yang tidak bergigi akibat resorbsi maka teknik pencetakan
yang biasa dilakukan pada pembuatan gigi tiruan lengkap tidak akan
menghasilkan suatu hasil yangdiharapkan. Ini
merupakan suatu kesulitan tersendiri dimana pada lingir rahang bawah yang
datar harus dengan suatu teknik pencetakan yang khusus untuk
memperoleh hasil yang terbaik
Dalam upaya meningkatkan retensi GTL dewasa ini terdapat
wacana digunakannya overdenture dengan kaitan magnet. Overdenture adalah gigi
tiruan lengkap atau sebagian yang didukung oleh mucoperiosteum dan beberapa
gigi atau akar gigi asli yang telah mengalami perawatan endodontic. Teknik
penggunaan kaitan magnet sangat sederhana, tidak menambah ukurannya yang
sudahdidesain sesuai besar gigi penyangga yang digunakan. Terdiri dari dua
bagian yaitu keeper yang ditanamkan pada permukaan akar gigi yang telah
dipreparasi dan magnet yang ditanam pada basis gigi tiruan bagian fitting
surface.
Walaupun wacana penggunaan denture bermagnet telah berkembang, uji retensi
antara denture bermagnet dan tidak bermagnet masih jarang dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
perbandingan retensi denture bermagnet
dan tak bermagnet ?
1.3 Tujuan Penelitian
tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Menganalisa
retensi denture bermagnet dan tak bermagnet pada GTL
1.4 Manfaat
Penelitian
.
Menganalisa
retensi denture bermagnet dan tak bermagnet pada GTL
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan
Lengkap
Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang
dimaksudkan untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang
menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa
tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa.
Basis protesa memperoleh dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan
mulut dibawahnya.
Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari logam atau campuran
logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut
dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik
penanganan, warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Selain itu harus dapat
juga memperbaiki ketepatan dan kestabilan dimensi dari protesa gigi lengkap.
(Kenneth, 2003)
Gigi tiruan lepasan dibuat untuk mereka yang memerlukan gigi
pengganti gigi yang hilang/ompong sebagian maupun seluruh gigi dalam mulut.
Bahan pembuat gigi dapat dari Valplast yaitu bahan yang lentur dan kuat untuk
estetika, dari bahan metal untuk gigi rahang bawah yang ditujukan untuk
kekuatan fungsi kunyah dan yang ekonomis yaitu dari bahan akrilik. Pembuatan
gigi palsu lepasan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien sehingga
memberikan solusi yang optimal.
Didalam
kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi :
• Gigi
tiruan sebagian lepasan/partial denture
• Gigi
tiruan cekat/Fixed denture
• Gigi
tiruan lengkap/Full denture
2.2 Penyulit
Pembuatan GTL
Bebearapa kesulitan Pembuatan GTL
RETENSI
Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu
gigitiruan terhadap daya lepas padasaat gigi tiruan tersebut dalam keadaan
diam. Pemeriksaan retensi dilakukan dengan memasangkangigi tiruan kuat-kuat
dalam mulut dan mencoba melepaskannya dengan gaya tegak
lurusterhadap bidang oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan terhadap gayagaya tersebut, berarti gigitiruanmempunyai
retensi yang cukup (Boucher,1982). Gaya-gaya fisik yang berhubungan dengan
retensiGTL adalah
Tekanan Permukaan
Tekanan permukaan meliputi adhesi antara saliva dan
gigi tiruan serta mukosa (Boucher,1982). b.
Gaya-gaya dalam Cairan
Gaya-gaya ddalam cairan, seperti tegangan permukaan
saliva, gaya-gaya kohesi di dalam cairansaliva, dan viskositas saliva, semua
mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan denganketepatan kontak basis
terhadap jaringan. Jadi, gaya retensi antara kedua lempeng berbandinglangsung
dengan luas lempeng, viskositas, dan tegangan permukaan cairan, serta
berbandingterbalik dengan pangkat dua dari jarak antara kedua lempeng tersebut
(Boucher,1982).c.
Tekanan Atmosfer
Tekanan atmosfer menahan gaya-gaya yang akan melepaskan
gigi tiruan asalkan ada pengap periferyang utuh. Roydhouse (1960)
berpendapat bahwa retensi
terutama berhubungan dengan aliran cairan, dan berkurang
dengan adanya factor-faktor yang membantu aliran tersebut.Retensi terutama
dipengaruhi oleh tiga factor dalam desain gigi tiruan, yaitu
1.Ketepatan kontak antar basis gigi tiruan dan mukosa
mulut
2.Perluasan basis gigi tiruan
3.Pengap perifer ( peripheral seal )
Penyusunan Gigi
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu
penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah,gigi posterior atas, gigi M1
bawah dan gigi posterior bawah lainnya.
Dengan
syarat utama :
- Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi1.
Inklinasi mesio-distal2.
Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongantanggul
gigitan.
Bila
terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampakompong.
Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang.- Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lamaompong
sering sudah terjadi rresopsi .Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan
ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan,fungsi bicara dan estetik maka perlu
diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunangigi:
a. Inklinasi atau posisi setiap gigi
b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.
Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :
#oklusi sentries
#oklusi
protusiv
#sisi kerja
#sisi yang
mengimbangid.
Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal.
#
bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung
rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan jenis kelamin.
# Besar gigi
sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.
# Susunan gigi
tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan
dipakaikelihatan wajar.
# Profil pasien
yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita tentukan.
Dimensivertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil
pasien
2.3 GTL Bermagnit
Gigi tiruan lepasan bertmagnit adalah Gigi tiruan lepasan yang memanfaatkan energi magnetik untuk meningkatkan retensi
gigi palsu ketika hanya beberapa akar gigi ada. Sebuah magnet dan mount yang
tertanam dalam gigitiruan dan gingiva . Hal ini sangat efektif untuk gigitiruan
penuh lebih rendah , yang tidak memiliki apa-apa untuk menekan sebaliknya
Salah satu indikasi
untuk mengganti gigi tiruan sebagian dengan suatu overdenture adalah adanya
kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh pemakaian gigi tiruan. Landasan gigi
tiruan yang terlalu panjang, pendek dan yang adaptasinya tidak baik
menghasilkan pengumpulan beban di daerah-daerah tertentu pada linggir alveolar
dan mukosa. Hal ini menimbulkan tekanan dan friksi yang berulang pada suatu
tempat, hiperplasi inflamasi atau inflamasi menyeluruh 12pada mukosa. Penampilan yang sama dapat juga
disebabkan oleh oklusi yang tidak tepat atau akibat toksin kimia akibat
akumulasi plak pada bagian anatomis gigi tiruan. Mukosa mulut dapat dipelihara
dengan memperbaiki tepi landasan dan relining sementara gigi tiruan. Relining
menghilangkan iritasi mekanis dan kimia untuk waktu tertentu. Perbaikan oklusi
yang mungkin melibatkan pembuatan hubungan maksila-mandibula yang baru akan
mendukung tindakan ini. Seringkali hal ini dapat memperbaiki keadaan
neuromuskular terutama ketika perbaikan dimensi vertikal yang terlalu rendah
dilakukan pada saat bersamaan.
KAITAN-KAITAN RETENTIF
PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN
Kaitan retentif untuk overdentureterdiri dari dua bagian
yang terpisah, bagian male dan female. Mayoritas disebut kaitan tersembunyi
bagian male dilekatkan ke gigi penyangga sebagai unsur primer sementara bagian
female tertanam pada landasan gigi tiruan sebagai unsur sekunder. Kebanyakan
kaitan tersembunyi dibuat pabrik. Kaitan ini lebih murah dari kaitan yang
dibuat oleh tekniker gigi seperti milled bar dan teleskop. Lagipula unsur sekundernya
lebih mudah diaktivasi dan penggantiannya tidak mahal.
FUNGSI-FUNGSI
Pada dasarnya kaitan overdenture yang tersembunyi
mempunyai fungsi yang sama sebagai cangkolan pada gigi tiruan sebagian, yaitu:
• Menahan protesa
terhadap gaya-gaya yang cenderung melepaskannya.
• Memberi dukungan
periodontal untuk protesa.
• Menyalurkan daya otot-otot pengunyahan dari protesa ke
periodonsium sedekat mungkin dengan jurusan aksial.
• Mendistribusikan
gaya-gaya memotong.
• Menstabilkan atau
menngikat gigi penyangga.
MEKANISME RETENTIF
Fungsi utama kaitan retentif adalah untuk menahan gigi
tiruan pada tempatnya terhadap gaya pelepasan. Ini dapat dicapai oleh gesekan
anatara komponen male dan female atau oleh retensi aktif yang diberikan oleh
pegas yang dipaskan ke dalam lekukan. Gaya retentif dari elemen penjangkar
paling sedikit harus 400 gr untuk memastikan retensi yang cukup untuk gigi
tiruan. Akan tetapi tidak boleh melebihi 1000 gr karena daya tensile yang
berlebihan pada gigi penyangga dapat merusak jaringan periodontium. Makin
banyak jumlah kaitan yang diikutsertakan dalam disain, makin rendah retentif
dari setiap elemen.
Jenis khusus dari kaitan tersembunyi yang bukan disain
male-female adalah penjangkar magnetik. Sistem magnetik terdiri dari magnet cobalt-samarium
yang dipasang ke dalam landasan gigi tiruan dan dowel koping yang bermagnet
atau plat penahan dari logam paladium-kobalt-nikel. Gaya retentif magnetik
adalah antara 150 dan 400 gram, permanen dan konstan. Perlekatan magnet adalah
elmen retentif yang tidak kaku dan oleh karena itu sangat sedikit menyalurkan
gaya menggesek ke akar. Pada saat ini perlekatan magnet tidak dapat
direkomendasikan secara umum karena daya tahan terhadap korosi yang renda
BAB 3
KONSEPTUAL MAPPING
Faktor Yang Mempengaruhi Retensi Denture
Tekanan Permukaan


Unsur Unsur
Pada Denture Bernagnet



![]() |
![]() |
Faktor yang mempersulit pembuatan denture
Retensi
Penyusunan
Gigi
Hipotesis
Adanya pengaruh retensi dalam denture bermagnet dan tak
bermagnet
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu menyelidiki
hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos
satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen
Langkah-langkah
penelitian yaitu:
1)
perumusan masalah
2)
pemasangan suatu model denture tak bermagnet pada pasien
3)
memberikan kuisioner pada pasien tentang denture tak bermagnet
4)
pelapasan denture tak bermagnet pada pasien selama beberapa waktu
5)
pemasangan suatu model denture bermagnet pada pasien
6)
memberikan kuisioner pada pasien tentang denture bermagnet
3.2 Populasi dan Sample
Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah pasien di
Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Airlangga Surabaya
Sample
Pasien yang menggunakan denture tak bermagnet, dan bersedia menjadi sample penelitian
Pasien yang menggunakan denture tak bermagnet, dan bersedia menjadi sample penelitian
3.3 Variabel dan
Definisi Operasional
Variabel Variabel
Variabel bebas :
jenis denture.
Variabel tak bebas : retensi
Definisi Operasional
Denture
Kemampuan responden
untuk menjawab dengan benar pada kuesioner tentang denture
Skala
: rasio
Dalam
deskriptif hasil penelitian tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi :
sangatbaik 6<
baik 3
- 5
kurang baik 0
- 2
RETENSI
Kemampuan responden untuk
menjawab dengan benar pada kuesioner tentang retensi
Skala : rasio
Dalam deskriptif hasil penelitian
tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi :
hasil
penelitian tingkatpengetahuan responden dikelompokan menjadi
sangatbaik 10
<
baik 5
- 9
kurang baik 0
– 4
3.4 Teknik Pengumpulan
Data
a. Teknik Observasi Langsung
Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung adalah pengamatan
langsung terhadap objek maupun subjek penelitian untuk mendapatkan data. Dengan
cara pengamatan langsung peneliti dapat mencatat segala sesuatu kejadian yang
sedang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari pengamatan
langsung peneliti dapat memperoleh data dari subjek, baik yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yangtidak mau berkomunikasi secara verbal.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipewawancara
(peneliti) dan responden, menggunakan alat yangdinamakan panduan wawancara.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ialah cara peneliti untuk memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang berupa gambar, foto dan
lampiran dari responden yang mendukung penelitian.
d.Alat
Pengumpulan Data
a. Lembar
Observasi
Lembar observasi adalah pernyataan yang sesuai
b. Lembar
Wawancara
c. Dokumentasi
3.5 Pengolahan dan Analisa Data
Editing
memeriksa kelengkapan dan hasil pemeriksaan
Skoring nilai skor diperoleh dari jumlah skor masing masing pertanyaan dalam kuisioner
memeriksa kelengkapan dan hasil pemeriksaan
Skoring nilai skor diperoleh dari jumlah skor masing masing pertanyaan dalam kuisioner
Teknik
Analisis Data
a.
Pengumpulan
data
b.
Reduksi
data
c.
Penyajian
data
d.
Penarikan
kesimpulan